Satpol PP Ajak Orang Tua Bersinergi dalam Pengawasan Anak di Kota Metro

Kamis 14-08-2025,21:39 WIB
Reporter : Alvin Septian
Editor : Alvin Septian

KOTAMETRO, LAMPUIJO.ID — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengajak peran serta orang tua dan sekolah dalam mengawasi peserta didiknya. 

Di mana kurangnya pengawasan menjadi ruang bagi para siswa terhadap beebagai bentuk kenakalan remaja hingga tindak pidana seperti perjudian.

Ini menyusul terjaringnya 10 siswa tingkat SMP dslam razia Satpol PP) Kota Metro saat tengah membolos sekolah.

Bahkan dalam razia tersebut , salah satu siswa ditemukan tengah asyik bermain judi online slot di sebuah warung kelontong.

Demikian disampaikan Kepala Satpol PP Metro, Jose Sarmento dikonfirmasi awak media pada Jumat 8 Agustus 2025.

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap berbagai pelanggaran pelajar. Karenanya ia  meminta sinergi dan peran serta  sekolah, orang tua, dan aparat agar peristiwa serupa tidak terulang.

"Kami akan terus melakukan patroli secara berkala. Tetapi ini tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja," katanya.

"Kalau orang tua cuek, dan kalau masyarakat tutup mata, maka makin banyak anak yang rusak, karena judi dan rokok sejak dini," ujarnya.

Menurutnya, pengawasan orang tua juga harus ditingkatkan terutama terkait dengan pemberian uang saku. Terlebih dari hasil pemeriksaan anak-anak yang terjaring razia tersebut, memperoleh uang jajan dari orang tua. 

Sayangnya itu digunakan untuk membeli rokok dan mengakses situs judi slot melalui ponsel siswa.

"Ini sangat memprihatinkan. Anak umuran segini harusnya mendapatkan pengawasan, terutama dari orangtua," ungkapnya. 

"Nah setelah kita tanya, mereka mengaku mendapatkan uang dari orangtuanya. Tetapi uang saku itu justru digunakan untuk beli rokok," paparnya. 

Oleh karenanya pihaknya memberikan pembinaan kepada siswa yang terjaring razia. Para siswa diberikan pemahaman terkait pentingnya pendidikan, kedisiplinan, dan dampak buruk dari rokok dan judi.

"Kami memberikan edukasi. Karena mereka masih sekolah, kami minta gurunya untuk menjemput. Harapan kami ada peran serta dari masyarakat dan orang tua. Jangan semata-mata menyerahkan pembinaan karakter hanya ke sekolah," tukasnya. 

Kategori :